Pernahkah Anda merasa kesulitan menghapus akun, menonaktifkan fitur tertentu, atau bahkan menemukan opsi logout di sebuah website? Jika iya, kemungkinan besar Anda telah menjadi korban dark patterns dalam keamanan. Dark patterns adalah teknik desain manipulatif yang secara sengaja atau tidak sengaja membuat pengguna sulit mengamankan akun mereka. Praktik ini tidak hanya menyulitkan, tetapi juga bisa membahayakan data pribadi pengguna.
Salah satu contoh dark pattern yang umum adalah friction in account security, di mana pengguna dipersulit untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) atau mengganti kata sandi mereka. Beberapa layanan menyembunyikan opsi ini di dalam menu yang tidak jelas atau memerlukan banyak langkah tambahan, sehingga pengguna enggan meningkatkan keamanan akun mereka. Padahal, fitur seperti 2FA sangat penting untuk melindungi dari peretasan.
Contoh lainnya adalah misleading logout dan account deletion, di mana tombol logout atau penghapusan akun dibuat kecil, samar, atau membutuhkan proses panjang. Beberapa layanan bahkan tidak benar-benar menghapus akun pengguna, tetapi hanya menonaktifkannya sementara, tanpa memberi tahu dengan jelas. Hal ini membuat data pengguna tetap tersimpan tanpa sepengetahuan mereka.
Dark patterns dalam keamanan juga bisa muncul dalam bentuk forced data sharing, di mana pengguna dipaksa memberikan informasi pribadi tanpa pilihan yang jelas untuk menolak. Misalnya, saat mendaftar, opsi berbagi data dengan pihak ketiga sering kali diaktifkan secara default tanpa pemberitahuan yang transparan. Akibatnya, informasi pribadi bisa digunakan untuk iklan atau tujuan lain tanpa persetujuan sadar dari pengguna.
Untuk melindungi diri dari dark patterns, pengguna harus lebih teliti dalam membaca pengaturan keamanan dan kebijakan privasi. Jika sebuah layanan terlalu mempersulit Anda dalam mengelola keamanan akun, pertimbangkan untuk menggunakan platform lain yang lebih transparan. Keamanan digital harus menjadi hak, bukan tantangan yang disengaja!